Sabtu, 23 Februari 2013

Acipraja XII - yippee

alhamdulillaaaaaaaaaaaaaah akhirnya pararela smala menyabet juara umum lagi setelah beberapa tahun. hal ini juga nggak lepas dari kerja keras temen-temen angkatan ASPAL PANAS dan D12AKULA. terima kasih ya.......buat mbak-mas yang sudah mendampingi dan memberi masukan, bimbingan dan saran, terima kasih sebanyak-banyaknya.

tahun ini aku ikut lomba penyuluhan masyarakat lagi. kalau tahun kemarin sama satria dan mbak aci, sekarang aku sama dek putu dan satria adi audience. huft sempet ada nangisnya juga gara-gara udah susah-sudah bikin alat peraga 3D, ternyata waktu TM harus 2D.

sama putu :)







dan HOREE penyuluhan masyarakatnya dapet juara tiga. penyisihannya tahun ini juga lebih ketat. awalnya sempet pesimis duluan gara-gara lawannya sangar-sangar.
apalagi babak semifinalnya yang ternyata cerdas cermat. ya ampuun aku paling gak bisa pol kalo soal cepet-cepetan jawab. lelet sih mwehehehe. tapi karena semua nyuruh aku jadi juru bicaranya...yaweslah. btw ndredeg nya gak karuan. plus belet boker. goblok kok pengen bokernya pas lomba gini sih.

pertama dapet seratus poin. terus minus seratus. enol deh. terus habis itu aku kalah angkat tangan sama yang lain.

"soal terakhir," jurinya bilang gitu. aku udah guemes ngempet boker daritadi pagi. aku komat-kamit ya Allah semoga bisa jawab soal yang terakhir ini.....kalo gak bisa pasti langsung gugur.

"sebutkan aglutinin dan aglutinogen...."
"MBHAAAK SAYA MBAK!!" aku langsung ngacung gak karuan sampe sekolah-sekolah lain pada noleh. kaget sawangane. tapi aku langsung diem soalnya pertanyaannya belum selesai. wes gak urus bondho tatag.

"......pada golongan darah AB." akhirnya jurinya nyelesein soalnya.

"emh.........aglutininnya tidak ada........aglutinogennya A dan B(????)"

semua hening. aku komat kamit bismillah bismillah bismillah. aku juga pengen ndang boker.

jurinya narik napas bentar. duh drama abis. terus dia bilang "yak, benar."

HOREEEE!!! aku langsung diciumin sama putu. anak-anak yang pada ngeliatin dari luar juga pada loncat-loncat.
langsung deh belet bokernya ilang, keganti sama perasaan excited.

babak finalnya aku masih harus ngelawan 6 sekolah lagi. yang ini penilaiannya dipanggil satu-satu.
sampai akhirnya nilai kita ditotal daaan alhamdulillah jadi juara 3 :)





Jumat, 08 Februari 2013

surat

Aku sedang menuju kantor pos. Dibalut dengan amplop putih yang sudah setengah lecek akibat terlalu lama diremas penulisku. Aku akan melakukan perjalanan panjang, agak ke sebelah barat Pulau Jawa. Jalan-jalan, sorakku dalam hati.
Aku ditulis tiga hari yang lalu. Dengan hati-hati gadis ini menggoreskan penanya ke tubuhku. Tapi setelah dia menulis tanggal di bagian atas, dia termenung sesaat. Aku penasaran, apa yang sedang dipikirkannya. Dia bertanya pada gadis di sebelahnya yang ternyata adalah adiknya.
“Enaknya nulis apa ya?”
Adiknya hanya mengedikkan bahu. Penulisku kembali memandangiku yang hanya berhiaskan tanggal. Mukanya terlihat serius, berpikir. Setelah agak lama, dia terlihat menyerah dan mulai menggoreskan penanya kembali.
Aku nggak tahu mau nulis apa.
Aku tersenyum melihat penulisku. Gadis ini juga ikut tersenyum, sepertinya sedang senang sekali. Kulihat Handphone yang sedang tidur-tiduran di sebelahku. Handphone itu tersenyum, tapi terlalu sinis untuk sebuah senyum.
“Sudah punya aku kok masih nulis surat. Emang masih jaman?” tohoknya.
“Aku kan bisa menyampaikan pesan lebih cepat, gampang, ringkes, murah!” lanjutnya.
Aku terdiam, tidak tahu caranya membela diri. Akhirnya aku hanya tertunduk muram. Sebagian hatiku berbisik, Handphone benar adanya.
“Kenapa sih, kok masih kirim surat? Laptop ada, email atau chat kan bisa. Itu handphone dianggurin gitu. Dua ribu dua belas brooo.” Adik penulisku berujar.
“Eh jangan salah,” penulisku tersenyum lagi, tak mengindahkan pandangannya dariku.
“Nulis surat itu asik, tau. Feelnya beda. Mulai dari nulis, ngirim ke kantor posnya, nunggu suratnya nyampe sampai nunggu suratnya dibales.”
“Sok oldish,” cibir adiknya dan Handphone hampir bersamaan.
“Coba dulu lah. Lagian tulisan tangan itu lebih jujur. Lebih bisa menyampaikan perasaan.” Penulisku membubuhkan tanda tangannya kemudian melipatku rapi.
Aku menoleh pada Handphone. Sok tidak peduli, tapi kulihat air mukanya berubah sebal.
Dan disinilah aku, sedang berpindah tangan. Yang menerimaku adalah ibu-ibu paruh baya dengan muka jutek setengah mati. Kurasa ibu itu sudah terjebak lama dibalik meja panjang ini. Oh, ternyata aku sudah siap. Aku melambai tanda perpisahan kepada penulisku. Aku akan membawa sebuah perasaan yang besar dalam diriku. Penulisku tersenyum saat melihatku dibawa, sebuah surat yang beberapa hari lagi akan tiba di tempat baru, di tangan yang baru, namun senyum yang sama saat menyentuhku.

Sabtu, 02 Februari 2013

hello good morning class (Mr. Gun)

post ini didedikasikan untuk guru bahasa inggris saya yang hatinya sungguh lembut

guru bahasa inggrisku buat kelas sebelas ini namanya pak gun. bukan pak pistol lho. GE-U-EN. GUN. orangnya tinggi, suaranya lembut, dan hatinya sekuat baja. kenapa sekuat baja? mentalnya buat ngadepin anak-anak kelas yang notabene ricuh-ricuh sungguh kuat.

ritual pak gun kalau masuk kelas adalah :
1. masuk kelas, terus bilang "good morning class."
2. kita masih ruame tapi tetep mbales "morning, sir."
3. dia duduk di meja guru. nunduk.
4. kemudian hening.

awal-awal dia masuk pas tahun ajaran baru, kita heran 'lho orangnya kok nggak ngajar-ngajar?' soalnya dia mesti duduk di kursi guru terus dieeeeeem aja. karena kita bingung mau ngapain, akhirnya yaudah........ada yang main PES lah, baca novel, atau ngelanjutin tidur. kadang pak gun diemnya setengah jam, terus berdiri dan nyuruh kita ngerjain LKS. tapi ya gitu, ngerjainnya cuma 2 atau 3 activities, yang udah selesai dikumpulin, terus abis gitu serah deh mau ngapain. dia nggak pernah marah, mbentak, atau apa pun. nerangin ya cuma separo-separo.

guru yang kayak gini nih bakal jadi sasaran empuk buat ditindas.

ga tau mulai kapan, tiap pelajarannya pak gun kita mesti minta nonton film. yang ngerayu juga gantian. kalau hari ini sabrina, besok aku, besoknya lagi sesi. pertamanya aku rada takut mintanya.
"sir can we watch movie?"
pak gun ndongak, "what movie?"
"horror, sir."
"OKAY."

duafuq gampang banget :))) dibentuklah tim penyetel film. djeki atau kemal sebagai sie sarana & prasarana (laptop), alvin bagian maintenance man kalo gambar dari lcd nya bermasalah, bagus sebagai sie "menyalakan lcd" dan sabrina biasanya sie pengadaan film. biar ada unsur 'belajar bahasa inggrisnya', subtitlenya dibuat inggris. biasnya pak gun duduk di belakang, ikut nonton, atau keliling-keliling di dalem kelas.

suer pak gun itu diem banget. rada-rada gak tega sih liat dia dicuekin terus. mukanya kayak malaikat tau gak se :') pernah ya ada yang tidur pas pelajarannya, dia ndeketin anak itu terus dikiranya mau dimarahin. eh ternyata...........
dia bilang dengan suara lirih, "please wake up, please....." sambil mohon-mohon. yo opo gak melas cobak...


gara-gara itu kita sempet mikir buat nyalonin pak gun jadi kepala sekolah. asik kan punya kepala sekolah yang apa-apa diturutin :)))))
"pak adain cheerliar lagi ya!!"
"yes, please.."

"pak, pulangnya jam satu aja ya!!"
"of course, my pleasure..."

"pak buat hut smala kita bikin acara dugem aja ya!!"
"sureeeeee"
*diseplak*

tugasnya pak gun kadang juga aneh-aneh. pernah suatu hari habis ritual diem-diemannya dia bilang ke seisi kelas, "please draw a plathypus," HOH?
habis gitu dia nyuruh ngewarnain platipusnya.

wah ya seneng banget toh, dapet tugas kayak anak TK :))

kenapa ya pak gun nggak pernah marah? jangan-janga dia adalah malaikat yang diturunkan ke smala buat kelasku....

tapi minggu kemarin pak gun mulai memberontak. dinda ditugaskan untuk merayu pak gun, aku nggak denger dinda bilang apa ke pak gun, tapi aku denger pak gun sayup-sayuo ngomong.

"umm, no, i'm so sorry.............."

suangar edan tenan yo guru iki ngelarang tapi njaluk sepuro sek. tapi kayaknya dia mulai sadar deh kalau diperalat sama anak kelas.
ngawur memang :( maaf ya pak gun...




suer bukan sinetron

takdir itu apa?

takdir itu waktu aku bangun jam lima lebih empat puluh. sambil merutuk aku langsung ke kamar mandi, mengabaikan dering sms yang daritadi nanya keberadaanku. sial, aku kesiangan. padahal aku panitia, dan harus datang lebih awal buat dapet briefing.

takdir itu waktu supirku juga terlambat datang. bibirku yang udah manyun berkilo-kilo meter tetap nggak membuat supirku merasa bersalah. dia melenggang masuk rumah dan sempet bilang, "Mbak, aku ngopi dulu ya," aku mendelik. dia cengengesan dan langsung ngambil kunci mobil.

takdir itu waktu aku milih lewat depan koperasi siswa buat masuk ke daerah sekolah, bukan lewat gerbang utama. sambil lari-lari kecil, aku ngeliatin jam berharap briefingnya belum mulai.

takdir itu waktu aku mau belok ke galeri, dan disitulah aku hampir nabrak kamu. kaget gara-gara kita cuma liat-liatan sepersekian detik, bingung antara mau nyapa atau nerusin lari, akhirnya aku cuma senyum sambil bilang "halo," dan sayup-sayup dia bales, "sa."

oh....si muka songong tau namaku ternyata. kirain lupa.

kita nggak pernah tahu dengan cara apa kita dipertemukan. coba kalau misalnya aku bangun lebih pagi waktu itu, aku ikut briefing tepat waktu dan adegan tabrakan tadi? nggak akan pernah terjadi. keren yah? lima menit lebih awal aja, aku nggak akan papasan sama dia. dan misterinya sampai sekarang adalah kenapa aku nggak lewat gerbang depan....

mungkin karena itu sudah diatur? semesta menginginkan kami bertemu pagi itu. ya terjadilah.


*yang ditabrak mukanya udah nggak songong lagi. tapi pikunan sekarang.*