Kamis, 04 Oktober 2012

Analogi Cinta Tempe Menjes

hari ini aku, sab, ica, bidong dan calista lagi duduk-duduk di kantin. gara-gara ada feli lewat bawa sepiring tempe menjes, ngidamnya bidong kumat.
"hm koyoke tempe menjes enak iki." kata bidong, pandangannya jauh menerawang. entah membayangkan menjes atau yang lain.

"belio bid, aku minta." aku berujar, tetep nggak bondo :')

akhirnya berangkatlah bidong, membeli tempe menjes. beberapa menit kemudian dia balik membawa piring plastik berwarna ijo dengan tiga buah menjes di atasnya. sudah dingin, tapi masih kelihatan nikmat. iyalah, wong pada laper.

calista ngambil menjes yang paling atas. terus dicuil, dikasihin ke aku, aku juga nyuil aku kasihin ke sab. baru aja satu gigit.......

"eh, kok menjesnya pait sih?!" calista memekik. oke, nggak memekik jg sih.
aku mendecakkan lidah, mencoba menghayati, "iya, agak pait. tapi enak sakjane."
calista masukin cuilan menjesnya ke mulut, "haha, iya, udah tau pait, tapi masih mau nambah lagi." calista ketawa sambil mencuil menjes pertama yang masih sisa banyak.
tiba-tiba ica nyaut, "iya, kayak cinta. udah tau pait, tapi karena dasarnya enak ya pengen nyoba lagi." 

kita semua hening sejenak. ica iki lek wes galau maksimal kata-kata yang keluar yo sendune bukan main.

"biar nggak kerasa paitnya, makan kulitnya aja deh," calista narik-narik kulit tempe menjesnya.
"iya, kayak PHP. yang diliat cuma luarnya aja, nggak sampe dalemnya." ica nambahi lagi. ampun....................

bidong masih asik ngunyah, acuh nggak acuh sama obrolan kami, pokoknya  makan. "yang ini lho nggak pait." bidong ngomong sambil nawarin menjesnya yg nggak pait.

"ya nanti pada saatnya kita nemu menjes yang nggak pait. makanya kita harus berani mencoba. nggak apa-apa pait dulu, karena nanti juga bakal nemu yang lebih enak."

"jadi nggak apa-apa ketemu cowok yang salah dulu? yang penting kita jangan pernah takut untuk jatuh cinta, karena pada saatnya kita bakal ketemu sama yang bener."

bidong pergi bentar, pamit ngambil petis. terus balik lagi ke meja.
"ini lho pake petis, biar gak kerasa paitnya." bidong menawarkan gara-gara menjes pertama masih sisa.
"makanya, biar nggak kerasa pahit, mesti dikasih bumbu-bumbu gitu. kayak hubungan, biar gak pahit terus-terusan harus dikasih bumbu kayak romantisme dkk."

"naaah, setelah ngerasain pahitnya plus ngasih petis buat nutupin rasa pahitnya, semua  akan berakhir bahagia. asal tekun dan mau berjuang buat ngabisin menjesnya."

"umm..jadi kalo kita tekun dan berjuang walaupun cinta itu nggak selamanya indah, pada akhirnya kita bahagia gitu ya?"

"kalo menjes bahagianya dimana??"

"ya kenyaaaaaang."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar